Strategi Bertahan UMKM ditengah Pandemic Covid 19 : Stimulus Pemerintah dan Upaya mandiri UMKM

   
    Perang dagang dunia dan merebaknya pandemi Covid-19 memberikan dampak besar terhadap perekonomian di Indonesia. Tantangan perekonomian saat ini sangatlah berat. Masyarakat berada dalam kondisi waspada dan sangat berhati-hati dengan membatasi bepergian dan konsumsi yang tentunya berimbas pada transaksi jual beli di pasaran. Berbagai elemen terkena imbas, sebut saja restoran, pasar, pusat perbelanjaan, transportasi online, hingga para pemilik UKM.
    Pandemic Covid 19 memiliki dampak yang besar tehadap pendapatan UMKM. Berdasarkan hasil Survei sebanyak 96% pelaku UKM   mengalami dampak negatif Covid-19 terhadap proses bisnisnya. Sebanyak 75% di antaranya mengalami dampak penurunan penjualan yang signifikan. Selain itu, 51% pelaku UKM kemungkinan besar bisnis yang dijalankan hanya akan bertahan satu bulan hingga tiga bulan ke depan. Sebanyak 67% pelaku UKM mengalami ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 75% merasa tidak mengerti bagaimana membuat kebijakan di masa krisis. Sementara, hanya 13% pelaku UKM yakin, mereka memiliki rencana penanganan krisis dan menemukan solusi untuk mempertahankan bisnis mereka.
        Strategi agar dapat bertahan dari dampak Covid 19 dilakukan oleh pemerintah dan juga UMKM yang terdampak. Berikut strategi yang  dapat dilakukan UMKM dan Pemerintah :

Stimulus Pemerintah
  1. Stimulus sekitar Rp2 triliun untuk daya beli produk UMKM dan koperasi. 
  2. Warung dapat tetap berjalan selama selama social distancing. Warung ini diharapkan bekerja sama dengan 9 BUMN Klaster Pangan dan kelompok masyarakat untuk mendorong gerakan sosial. Jadi, warung akan mendapat pasokan barang lalu menjual ke lingkungannya secara online. Nanti, warung tersebut yang langsung memberi kepada pelanggan di rumah masing-masing.
  3. Restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro.
  4. Restrukturisasi kredit yang khusus bagi koperasi melalui LPDB KUMKM
  5. UMKM di berbagai daerah diharapkan dapat menyediakan masker, hand sanitizer dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk medis dan masyarakat umum. 
  6. Memasukkan sektor mikro yang jumlahnya cukup banyak dan paling rentan terdampak Covid-19 dalam klaster penerima kartu pra kerja untuk buruh harian.
  7. Bantuan langsung uang tunai.
  8. Pph 21, pajak penghasilan impor, Pph 25 dan restitusi pertambahan nilai dapat direlaksasi untuk UMKM.
Strategi UMKM
1. Manfaatkan media sosial sebagai channel utama pemasaran

Di tengah kondisi ini, masyarakat diimbau mengurangi tatap muka dan keluar rumah, media sosial dapat menjadi salah satu cara dalam mempromosikan produk atau usaha yang dimiliki jika Anda belum mencobanya. Banyak UKM di Indonesia yang saling bantu usaha satu sama lain saat ini, mulai dengan aktif menceritakan produk atau usaha, memberikan promo, hingga minta bantuan teman untuk promosikan usaha.

2. Pastikan cashflow terjaga dengan sehat

Arus kas menjadi unsur paling penting dalam bisnis sehingga para pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal dan baik. Dengan situasi seperti ini, pemilik usaha ada yang menjadi terhambat dalam melakukan penagihan dan pembayaran kepada mitra usaha karena biasa dilakukan manual tatap muka. Software akuntansi online seperti Jurnal bisa membantu usaha membuat dokumen penagihan dan pembayaran dengan mudah.

Faktur (invoice) dapat dikirim atau diterima otomatis melalui e-mail sebagai pemberitahuan resmi kepada mitra usaha untuk melakukan transaksi tanpa perlu bertemu pelanggan secara fisik. Fitur Jurnal Pay juga memudahkan pemilik usaha menerima pembayaran dari pelanggan. Jurnal Pay tersedia untuk pembayaran Virtual Account (bank transfer) dan Kartu Kredit dengan biaya minimal dan sekali pengaturan. Tidak hanya itu, pencatatan pembukuan terhadap pembayaran yang telah diterima akan dilakukan otomatis oleh sistem secara instan.

3. Rencanakan ulang pendapatan dan pangkas anggaran biaya

Melihat kembali rencana anggaran biaya menjadi hal yang krusial di masa ini. Pemilik usaha harus dapat memilah pos anggaran mana yang menjadi prioritas dan melakukan penyesuaian budget dengan kondisi saat ini untuk mengupayakan usaha tetap berjalan dengan risiko yang dapat diantisipasi. Fitur Budgeting yang ada di Jurnal akan membantu pemilik usaha membuat pos anggaran pemasukan dan pengeluaran sebagai acuan saat mendata realisasi penjualan dan pengeluaran operasional sehingga margin keuntungan dapat terkontrol.

Sementara melalui fitur Laporan Laba Rugi, pemilik usaha dapat menganalisis laporan pendapatan dan biaya sehingga ke depannya akan memudahkan dalam mengambil keputusan atas pos-pos yang biayanya besar dan perlu dikontrol pengeluarannya.

4. Selalu monitor transaksi bisnis

Lakukan transaksi perbankan secara online di rumah pada masa ini. Melalui fitur Cashlink pada Jurnal, pemilik usaha dapat melakukan rekonsiliasi bank secara otomatis tanpa perlu repot mengunjungi kantor fisik. Jurnal akan menampilkan ringkasan rekonsiliasi bank pada semua akun kas dan bank, serta perubahan saldo kas dan bank yang belum dicatat.

5. Perhatikan kondisi stok barang

Cek status persediaan barang secara berkala dan real time. Menggunakan fitur Inventory Jurnal, pemilik usaha tidak hanya menghitung persediaan barang, tetapi juga mengetahui harga jual beli rata-rata dan menginformasikan ketersediaan stok saat itu juga. Monitor persediaan barang juga diperlukan untuk memperoleh referensi misal produk mana yang paling diminati dan kurang diminati, produk mana yang akan segera habis masa berlakunya, stok yang kosong, dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melihat Effektifitas Restrukturisasi BUMN oleh Erick Tohir Berdasarkan Historical Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik

Menyongsong Ekonomi Indonesia di Masa Depan

KKN-T IPB UNIVERSITY 2021 : Optimalisasi Masyarakat Kelurahan Cipinang Cempedak Sebagai Penanggulangan Covid 19