Mungkinkah Industri Pesawat R-80 Buatan B.J Habibie Dapat Masuk ke Pasar Duopoli yang dikuasai Boeing dan Airbus

    Presiden Indonesia Ketiga, Bapak B.J. Habibie memiliki keinginan membangun Industri pesawat terbang di Indonesia, hal tersebut sudah menjadi keinginan beliau sebelum menjadi presiden. Pesawat terbang yang ingin dibangun adalah N250, tetapi tidak dapat teralisasi akibat pada tahun 1995 terjadi Krisis yang menjalar dari Thailand ke  Indonesia yang dinamakan Krisis Asia.
    Setelah Reformasi, beliau ingin melaksanakan mimpinya melalui pembangunan industri pesawat R-80.Pesawat R80 adalah pesawat komersil mampu mengangkut 80-90 penumpang. Pesawat ini juga memiliki desain kokpit yang modern dan menjamin kenyamanan penumpang selama mengudara.Pesawat ini memiliki dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 30,5 meter dan tinggi 8,5 meter. Pesawat R80 mampu melesat hingga 330 knots atau sekitar 611 km per jam. Sedangkan kecepatan ekonomisnya mencapai 290 knots atau sekitar 537 km per jam. Dalam sekali terbang, pesawat ini mampu menjangkau 1.480 km. Pesawat R80 dibuat dengan tujuan mempermudah konektivitas dari satu tempat ke tempat lain di negara dengan bentuk kepulauan. Pesawat ini juga dilengkapi dengan teknologi fly by wire, yaitu sebuah sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah. Proyek pesawat ini dilanjutkan oleh anaknya Ilham Habibie setelah beliau meninggal. Akan tetapi, dalam pengembangan proyek pesawat ini memiliki banyak masalah diantaranya pemerintah Indonesia menghilangkan Proyek pesawat ini sebagai Strategis Nasional yang akan sulit dalam mengembangkannya tanpa ada peran pemerintah
    Permasalahan lain dalam pembanguan Industri R-80 adalah pemasaran dan usaha masuk pasar industri pesawat komersil yang dikuasai oleh Airbus(Perancis) dan boeing(USA) dimana biaya untuk masuk industri tersebut sangat mahal serta dalam merebut pangsa pasar sangat sulit karena produksi dan pangsa pasar dari duogopli tersebut sudah sangat besar,  pada tahun 2003- 2012 Airbus sendiri telah menerima 7,714 pesanan pesawat juga mengirim 4,503 pesawat, sementara Boeing menerima 7,312 pesanan juga mengirim 4,091 pesawat, untuk airbus sendiri menguasai pangsa pasar 52%  dan boeing menguasai 48%. Hal tersebut yang membuat industri R-80 akan sulit merebut pasar ditambah lagi usaha dari kedua perusaahan akan melakukan larangan yang kuat agar tidak ada industri baru masuk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melihat Effektifitas Restrukturisasi BUMN oleh Erick Tohir Berdasarkan Historical Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik

Menyongsong Ekonomi Indonesia di Masa Depan

KKN-T IPB UNIVERSITY 2021 : Optimalisasi Masyarakat Kelurahan Cipinang Cempedak Sebagai Penanggulangan Covid 19